SeminBerantas. Warga Ngawen dihebohkan berita kelahiran seekor sapi berkepala kera milik sorang warga kecamatan Ngawen. Anak sapi berjenis kelamin betina ini lahir normal dengan bobot 45 kilogram. Seperti anak sapi lainnya, anak sapi ini memiliki 4 kaki, satu badan dan satu leher, tetapi sapi tersebut memiliki bentuk kepala yang tidak lazim seperti kebanyakan sapi, sapi ini memiliki bentuk wajah yang menyerupai kera. Dilihat dari konstruksi rahang dan batok kepalanya lebih menyerupai spesies kera hutan.
meskipun terlahir dengan bentuk yang tidak lazim, namun sapi tersebut dapat makan seperti sapi-sapi biasa. Sejak tersiar kabar perihal kelahiran anak sapi ini, orang banyak berbondong-bondong datang hanya untuk melihat anak sapi ini dari dekat. Oleh pemiliknya anak sapi tersebut dibiarkan bebas untuk di pertontonkan.
Proses kelahiran anak sapi berkepala dua ini membutuhkan waktu hampir 1,5 jam dengan dibantu 15 orang, meskipun proses kelahiran berjalan normal, namun bukan berarti tanpa kendala. Biasanya proses persalinan paling hanya berlangsung setengah jam. Tapi induk sapi berumur 4 tahun yang sudah pernah melahirkan 2 anak ini, membutuhkan waktu 1,5 jam untuk bisa mengeluarkan anaknya.
“Butuh ekstra tenaga untuk mengeluarkan anak sapi berkepala dua ini. Meski dibantu 15 orang, namun tetap saja sulit,” kata sang pemilik.
Ia sama sekali tidak menduga jika sapi yang dia pelihara mengandung anak sapi berkepala kera. Selama mengandung tak ada perubahan kebiasaan dari induknya. Namun, Si pemilik mengaku pernah bermimpi bertemu dengan sosok yang mirip dengan Anoman, yaitu tokoh wayang yang berwujud manusia kera putih.
“Apakah ada kaitannya mimpi dengan sapi berkepala kera ini? Hanya Allah SWT yang tahu. Bagi saya, anak sapi ini merupakan karunia yang diberikan Yang Maha Kuasa. Saya tetap akan merawatnya, sekalipun tiap hari harus memberinya susu dengan dot,” tuturnya.
Menurut drh. Amir Mamduh, dokter hewan di kecamatan Semin, yang memeriksa kondisi anak sapi berkepala kera tersebut, penyebab kelainan ini, kemungkinan besar karena induknya mengalami proses kawin satu darah. Kelainan fisik yang disebabkan perkawinan satu darah tidak hanya terjadi pada manusia, tapi juga bisa menimpa hewan.
“Mungkin saja pejantan yang membuahi induk sapi betina itu, gennya sama sehingga keturunannya memiliki kelainan.
Melihat kondisi anak sapi berkepala kera ini, Amir memperkirakan, umurnya akan bertahan lama. karena semua organ berfungsi dengan baik.
Kelahiran anak sapi berkepala mirip kera di sekitar kecamatan Semin, bukan merupakan yang pertama. belum lama berselang, di kecamatan Semin, tepatnya di desa Kemejing, lahir seekor anak sapi berkepala 2, namun akhirnya sapi tersebut akhirnya mati.